Friday, 11 March 2011

MENERANGKAN JAWABAN-JAWABAN ANGGOTA BADAN


Telah diriwayatkan, apabila Allah SWT. hendak mencabut ruh seorang hamba, maka datanglah malaikat Izrail kepada seorang hamba yang mukmin
  1. Dari bagian mulut tersebut untuk mencabut ruhnya. Maka keluarlah ucapan dari mulut tersebut, “Wahai Malikat Izrail, bukan jalanmu untuk mencabut ruh dari arah ini, karena mulut ini telah lama aku gunakan untuk mengigat asma Allah.” Lalu kembalilah Malaikat Izrail kepada Allak Ta’ala dan mengadukan hal tersebut. Lalu Allah SWT. berfirman: Cabutlah dari arah yang lain.” 
  2. Datanglah Malaikat Izrail dari arah tangan, maka keluarlah shadaqah dan berkatalah shadaqah tersebut: “Bukan jalanmu, wahai Izrail untuk mencabut dari arah ini, karena sesungguhnya dia telah sering aku gunakan bersedekah, mengusap kepala, anak yatim, menulis ilmu_ilmu agama dan memerangi orang_orang kafir.”
  3. Malikat Izrail ke bagian kaki hamba tersebut. Dan berkatalah kaki. “Bukan jalanmu dari arah ini karena sesungguhnya dia telah aku gunakan berjalan shalat jama’ah, shalt jum’at, shalat-shalat hari raya dan tempat-tempat pengajian ilmu.” 
  4. Lalu datanglah Malikat Izrail ke bagian telinga, dan berkatalah kedua telinnga itu: “Bukan jalanmu dari arah ini, karena sesungguhnya dia telah aku gunakan untuk mendengarkan bacaan Al Qur’an, adzan dan zikir.” 
  5. Lalu datanglah Malikat Izrail ke bagian mata. Dan berkatalah kedua mata tersebut: “Bukan jalanmu dari arah ini, karena sesungguhnya dia telah aku gunakan untuk membaca mushaf Al Qur’an, melihat para ulama’, kedua orang tua saya dan orang-orang yang shaleh.” 
  6. Maka kembalilah Malaikat Izrail kepada Allah Ta’ala, saraya berkata: “wahai Tuhanku, sesungguhnya hamba-MU berkata ini dan itu.” Allah SWT. berfirman: “Hai Malaikat Izrail gantungkan nama-KU hingga dia melihatnya agar ruh tersebut keluar.”
Maka Malaikat Izrail menulis asma Allah tersebut di atas telapak tangannya dan diperlihatkan kepada ruh hamba tersebut, maka keluarlah ruh tersebut lantaran melihat asma Allah Ta’ala. Dan hilanglah rasa sakit dan kepedihan sakaratul maut (nazak) hamba tersebut. Tidakkah hilang siksa yang berat (pedih) dari seorang hamba apabila tertanam di dada mereka asma Allah Ta’ala?
Maka bagaimana tidak akan hilang siksa dan kesulitan dari mereka?
Telah diriwayatkan dari satu hadist, bahwa lima perkara adalah racun yang mematikan, sedangkan lima yang lain sebagai penangkalnya:
  1. Dunia adalah racun yang mematikan, sedangkan zuhud adalah penangkalnya,
  2. Harta adalah racun yang mematikan, sedangkan zakat adalah penangkalnya,
  3. Berbicara adalah racun yang mematikan, sedangkan mengingat Allah SWT. (dziikrullah) adalah penangkalnya,
  4. Umur serta keseluruhannya adalah racun yang mematikan, sedang taat kepada Allah SWT. adalah penangkalnya,
  5. Tahun dan keseluruhannya adalah racun yang mematikan, sedang bulan Ramadhan dalah penangkalnya.
Diriwayatkan dalam suatu hadist, apabila telah sampai sakaratul maut seorang hamba, maka memanggil-manggil dari arah Allah SWT. yang Rahman: “Wahai ruh berhentilah sebentar saja, hungga dia merasakan istirahat. Ketika ruh sampai di dada, maka Allah SWT. berfirman, aja. “Berhentilah sebentar saja”. Hingga memohon pamitlah antara anggota badan yang satu dengan yang lainya; maka mohon pamitlah mata yang satu dengan mata yang lainnya, seraya berkata dalam perpisahan.
Demikian juga kedua telinga, kedua tangan, kedua kaki dan berpamitan pula ruh dengan jasad. Maka kita mohon perlindungan kepada Allah SWT. dari perpisahannya iman dan lisan dan berpisahnya ma’rifat dengan iman di dalam hati.
Waktu itu tinggallah tangan tanpa gerak, kedua kaki tanpa gerak, kedua mata tanpa penglihatan, kedua telinga tanpa pendengaran , dan badan tanpa ruh. Andaikata lisan tersebut tidak bariman dan hati tidak ma’rifat lalu bagaimana keadaan hamba tersebut? Di liang lahat yang tiada melihat seorangpun. Tidak seorang ibu, tidak seorang ayah, tidak seorang anak, tidak seorang saudara, tidak seorang teman, tidak satu kasurpun dan tidak pula selembar selimut, kalau toh hamba tersebut tidak melihat Allah Yang Maha Mulia sungguhlah ia dalam kerugian yang besar.
Telah berkata Al Iman Abu Hanifah: “ kebanyakan runtuhnya iman seseorang hamba adalah waktu sakaratul maut.” Mudah-mudahan Allah SWT. memelihara kita dan kamu semua dari runtuhnya iman.
DAQOOIQUL AKHBAR(diterjemahkan oleh Abdul Ghoni Asykur&Soib&Slamet Ilyas)


Semoga MATERI ini Ber MAMFAAT  tapi singgah dulu dong walaupun bentar ke SELAYANG PANDANG

No comments:

Post a Comment