TASSAWUF DAN TAREKAT



Sungguh beruntung saya tinggal di Sumatera Utara salah satu Provinsi di Indonesia, di Provinsi inilah pusat perkembangan tarekat Muktabarrah,  Tarekat Naqsyabandiyah yang di kembang Syekh  Abdul Wahab Rokan yang berpusat di Kampung Basilam  di Kab. Langkat dan Tarekat Naqsyabandiyah yang dikembangkan Prof. Dr. H. S. S. Kadirun Yahya yang berpusat di Kampus Panca Budi Jl. Gatot Subroto Kota Medan, perkenalan saya dengan tarekat ini, bermula dari seorang teman berprofesi sebagai guru di Sekolah swasta di Kota Medan. Sebagai seorang pemuda,  saya sangat penasaran mendengar cerita - cerita yang dilontarkan teman saya tentang Tarekat Naqsyabandi pimpinan Prof . Dr. H. S. S. Kadirun Yahya. Ha ha ha ha kalau dingat terkadang saya tertawa, ibarat seorang sales Assuransi, dia memprospek saya untuk membeli produknya.

              Dalam blog ini saya membuat satu halaman mandiri dengan judul "TASAWUF DAN TAREKAT" sebagai mana kita dengar sebenarnya kata-kata " TASAWUF DAN TAREKAT" tidak asing lagi di telinga namun di kalangan orang awam masih banyak yang belum mengetahui apa itu TASAWUF, apa itu TAREKAT dan masih banyak juga yang beranggapan bahwa TASAWUF dan TAREKAT itu tidak islami, tetapi dari unsur Masehi, unsur Yunani, unsur Majusi , unsur Hindu dan Budha, serta di tengah-tengah masyarakat ada yang merasa aneh, takut,dan berpikir sedikit menjuru kearah yang ekstrim jika mendengar kata TAREKAT. Sehingga itu menjadi alasan saya untuk membuat satu halaman mandiri di blog ini tapi hanya bersipat pengetahuan dasar dari kumpulan-kumpulan literatur yang saya baca untuk mengenal TASAWUF dan TAREKAT, sebelum anda mengenal lebih dalam, mudah-mudahan memberi mamfaat kepada Anda saudara/i muslimin.

mukaddimah :
 "wahai orang-orang beriman, taqwalah engkau akan ALLAH, temukan wasilah(yang akan menyampaikan engkau langsung ke hadirat ALLAH SWT) sungguh-sungguhlah beramal di jalan itu(intensif beramal), niscaya engkau akan mendapat kemenangan. (QS. Al Maidah 5:35)


Apa itu Tasawuf ?
Tasawuf adalah suatu usaha untuk mendekatkan diri sedekat mungkin kepada ALLAH SWT melalui pensucian rohani dan memperbanyak ibadat, jadi secara spesifik tasawuf itu adalah ilmu yang dipelajari dengan tujuan mendekatkan diri kepada ALLAH SWT. 
Para Ulama sepakat bahwa Tasawuf itu termasuk ke dalam Ihsan. Ihsan adalah masalah rasa dan pengalaman seseorang pada waktu dia beribadah kepada ALLAH SWT. Ihsan adalah muragabah, mawas diri, rasa hadirnya ALLAH pada waktu  seseorang beribadah. Kehadiran ALLAH SWT terasa melalui Hati Sanubarinya, atau merasa dilihat dan diawasi oleh ALLAH SWT. Tasawuf itu tidak terlepas dari kata IHSAN yang merupakan satu dari tiga pilar utama AGAMA ISLAM.

Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari Muslim di nyatakan bahwa agama islam itu meliputi tiga pilar utama, yaitu ISLAM, IMAN, dan IHSAN.
Dari Saidina Umar bin Khathab r.a, beliau berkata,"pada suatu hari ketika kami bersama-sama Rasulullah SAW, datang seorang laki-laki berpakaian putih dan rambut hitam, tetapi tidak nampak tanda-tanda bahwa dia orang musafir dan kami tidak seorangpun yang kenal dengan orang itu.
Dia duduk berhadapan dengan nabi dengan mengadukan lututnya dengan lutut nabi dan meletakkan tangannya diatas pahanya, lau dia bertanya, ' wahai Muhammad, coba ceritakan kepadaku tentang ISLAM. Nabi menjawab," ISLAM ialah engkau akui bahwa tiada Tuhan selain ALLAH dan MUHAMMAD itu Rasulullah, engakau kerjakan salat,engkau kerjakan zakat, engkau lakukan puasa bulan Ramadhan, engkau naik Haji kalau kuasa".
Laki-laki itu menjawab,"benar".
"kami heran", kata Umar bin Khathab. Dia bertanya dan dia pula yang membenarkan.
Lalu dia bertanya lagi," coba ceritakan tentang IMAN!"
Nabi menjawab, Iman ialah supaya engkau percaya kepada ALLAH, malaikatNYa, RasulNya, hari akhirat dan percaya dengan takdir baik dan buruknya".

Dia menjawab,"benar"
Dia bertanya lagi. " apa Ihsan itu ?"
Nabi menjawab." bahwa engkau menyembah Tuhan seolah-olah engkau melihat - Nya, tetapi kalau engkau tidak dapat melihat-Nya maka dia melihat akan engkau."
Dia bertanya lagi, 'Kapan hari kiamat?"
Nabi menjawab," yang bertanya lebih tahu dari yang ditanya."
Dia bertanya lagi, ' coba ceritkan tanda-tandanya!kalau sudah melahirkan budak akan penghulunya dan kalau sudah bermegah-megah dengan rumah-rumah tinggi sipengembala kambing yang miskin."
Kemudian laki-laki itu berjalan, kata Saidina Umar.
Tidak lama kemudian Nabi bertanya kepada kami," Hai Umar, tahukan engkau orang yang bertanya itu?'
Jawab saya," Tuhan Allah dan RasulNya yang lebih tahu."
Nabi menjelaskan," itulah malaikat Jibril, dia datang untuk mengajarkan agamamu."(H.R. Imam Bukhari dan Muslim, Syarah Muslim I hal. 157-160)

IHSAN itu sasarannya adalah batin rohaniyah, batin rohaniyah seseorang yang beribadah harus bersih sehingga membuahkan ubudiah yang ikhlas dan akhlak yang mulia. Ilmu yang membahas tentang itu adalah ilmu TASAWUF dan TAREKAT.


Apa itu  TAREKAT ?
Tarekat berasal dari bahasa Arab Thariiqatun, jamaknya Tharaiqun, secara etimologis antara lain berarti :
a. Jalan, cara (Al Kaifiyah)
b. Metode, sistem (Al Uslub)
c. Mazhab, aliran, haluan (AL Mazhab)
menurut istilah tasawuf, TAREKAT berarti perjalanan seorang salik(pengikut tarekat) menuju Tuhan dengan cara mensucikan  diri atau perjalanan yang harus ditempuh secara rohani,maknawi oleh seseorang untuk dapat mendekatkan diri  sedekat mungkin kepada ALLAH SWT.
  • Syekh Amin Al Kurdi memberikan batasan mengenai tarekat; TAREKAT ialah cara mengamalkan syariat dan menghayati inti syariat itu dan menjauhkan diri dari hal-hal yang bisa melalaikan  pelaksanaan dan inti serta serta tujuan syariat.
  • Prof. Dr. H. Abu Bakar Aceh memberikan batasan mengenai tarekat; TAREKAT ialah jalan atau petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadat sesuai dengan ajaran yang ditentukan  dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dan dikerjakan oleh sahabat-sahabat Nabi, tabi'in, tabi'it tabi'in turun temurun sampai kepada guru-guru/ulama-ulama sambung menyambung  dan rantai  berantai sampai pada masa kini.

Bagaimana hubungan  TASAWUF DENGAN TAREKAT ?
TASAWUF itu adalah usaha  mendekatkan diri kepada ALLAH SWT sedangkan TAREKAT itu adalah  cara atau jalan yang ditempuh seseorang dalam usaha untuk mendekatkan diri kepada ALLAH itu. Jelasnya, hubungan Tasawuf dengan Tarekat ialah itu bermula dari Tasawuf dan berkembang dengan berbagai macam paham dan aliran atau metode, yang tergambar dengan adanya  Thuruqus  Sufiyah(lembaga-lembaga tarekat). Prof. Dr. H. S.S. Kadirun Yahya mengatakan, tasawuf itu ilmunya, tarekat itu metodologi pengamalannya, suluk itu pelaksanaannya dan zikrullah itu adalah isinya.


Masuknya tasawuf dan tarekat  ke Indonesia  bersamaan dengan masuknya agama Islam ke Indonesia. Tasawuf dan tarekat yang pernah ada dan berkembang di Indonesia cukup banyak seperti Tarekat Qadiriyah, Tarekat Syaziliyah, Tarekat Sammaniyah, Tarekat  Khalawatiyah, Tarekat Syattariyah, Tarekat Naqsyabandiyah, Tarekat Wali-wali Songo. 
Salah satu tarekat terbesar di Indonesia tersebar membentang dari ujung Sumatera Utara sampai Irian  bahkan Mancanegara adalah Tarekat Naqsyabandiyah.
 
Apa itu TAREKAT NAQSYABANDIYAH  ?
Awal kisah, Allah SWT mengutus Malaikat Jibril a.s untuk menyampaikan rahasia yang amat halus kemudian menempatkannya pada tempat yang amat suci, yang kemudian menjadi hamba-Nya yang sempurna dan Kekasih-Nya yang utama, yaitu nabi Muhammad SAW. Pada usia 40 Thn , Muhammad diangkat menjadi Rasul dan dinyatakan sepenuhnya bahwa Muhammad  itu adalah abduhu warasuluhu  menjadi hamba dan Rasul-Nya. Pada waktu pertama menerima wahyu yang pertama di Gua Hira' Jabal Nur, selain menerima wahyu pertama yaitu surat Al Alaq ayat 1 sampai dengan ayat 5, bersamaan dengan itu pula ditalqinkan ke dalam bathin Rasulullah lafzul jalalah, rahasia yang amat sangat halus dan merupakan inti Al Qur an seluruhnya . Rahasia yang amat halus inilah yang merupakan jalan untuk berhubungan langsung kepada Allah yang diamalkan Rasulullah  SAW. Pada Rasulullah amalan ini dinamakan Tarekatus Sirriyah; Tarekatus Sirriyah inilah yang diturunkan Rasulullah SAW kepada para sahabatnya, termasuk kepada sahabat utamanya Sayyidina Abu Bakkar Siddiq r.a. inilah cikal bakal ajaran dan tarekat Naqsyabandiyah, kemudian turun temurun di turunkan kepada wali wali Allah.
Tarekat ini di masyhurkan oleh Muhammad bin Muhammad  Bahauddin Al-Uwaisi al Bukhari  Naqsyabandi q.s. (silsilah ke - 15) beliau dilahirkan  di Qashrul ' Arifan , Bukhara, Uzbekistan tahun 717-791 H/ 1318-1389 M, yang kemudian terkenal dengan nama Bahauddin  Naqsyabandi. Beliau mendapat sebutan Naqsyabandi yang berarti lukisan, disebabkan Saidi Syekh Naqsyabandi sangat pandai melukiskan kehidupan yang ghaib-ghaib pada muridnya. Syekh Naqsyabandi   lahir dari lingkungan  keluarga sosial  yang baik dan kelahirannya disertai oleh kejadian yang aneh. Menurut suatu riwayat, jauh sebelum  tiba waktu kelahirannya sudah ada tanda - tanda  aneh yaitu bau harum semerbak  di desa kelahirannya itu. Bau harum itu tercium  ketika rombongan  Syekh Muhammad Baba As Samasi q.s (silsilah ke -13), seorang wali besar dari Sammas (sekitar 4 Km dari Bukharah), bersama pengikutnya melewati desa tersebut. Ketika itu As Samasi  berkata, "  Bau harum yang kita cium sekarang ini datang dari seorang laki-laki yang akan lahir di desa ini". Sekitar tiga hari sebelum Naqsyabandi  lahir , wali besar ini menegaskan  bahwa harum itu semankin semerbak.

Setelah Naqsyabandi lahir, dia segera dibawa oleh  ayahnya kepada Syekh Muhammad  Baba As Samasi  q.s yang menerimanya dengan gembira. As Samasi berkata, " Ini adalah anakku, dan menjadi saksilah kamu bahwa aku menerimanya". Naqsyabandi rajin menuntut ilmu dan dengan senang hati  menekuni tasawuf. Dia belajar tasawuf kepada Muhammad Baba As Samasi ketika beliau berusia 18 Tahun. Untuk itu beliau bermukim di Sammas dan belajar di situ sampai gurunya ( Syekh As Samasi ) wafat. Sebelum Syekh As Samasi wafat, beliau mengangkat Naqsyabandi sebagai khalifahnya. Setelah gurunya wafat, dia pergi ke Samarkand, kemudian pulang ke Bukhara, setelah itu pulanh ke desa tempat kelahirannya. Setelah belajar dengan Syekh Baba As Samasi, Naqsyabandi belajar ilmu tarekat kepada seorang wali kuthub di Nasyaf, yaitu Syekh As Sayyid Amir Kulal q.s ( silsilah ke - 14).
Syekh As Sayyid Amir Kulal q.s (772 H/1371 M) adalah salah seorang khalifah Syekh Muhammad Baba As Samasi. Dari Syekh Amir Kulal inilah Naqsyabandi menerima statuta sebagai ahli silsilah, sebagai Syekh Mursyid  tarekat yang dikembangkannya.

Apa ajaran dasar Tarekat NAQSYABANDIYAH ?
Ada 11(sebelas) dasar ajaran Tarekat Naqsyandiyah, yaitu :
  1. "Huwasy Dardam", yaitu pemeliharaan keluar masuknya nafas, supaya hati tidak lupa kepada Allah SWT atau tetap hadirnya Allah SWT pada masuk dan keluarnya nafas. Setiap murid/salik menarikkan dan menghembuskan nafasnya, hendaklah selalu ingat atau hadir bersama Allah di dalam hati sanubarinya.
  2. "Nazar Barqadlam", yaitu setiap murid/salik dalam iktikaf/suluk bila berjalan harus menundukkan kepala, melihat ke arah kaki dan apabila dia duduk dia melihat pada kedua tangannya. Dia tidak boleh memperluas pandangannya ke kiri atau ke kanan, karena dikhawatirkan dapat membuat hatinya bimbang atau terhambat untuk berzikir atau mengingat ALLAH SWT.
  3. "Safar Darwathan", yaitu perpindahan dari sifat kemanusian yang kotor dan rendah, kepada sifat-sifat kemalaikatan yang bersih dan suci lagi utama. Karena itulah wajiblah bagi si murid/salik mengontrol hatinya, agar dalam hatinya tidak ada rasa cinta kepada mahluk.
  4. "Khalwat Daranjaman", yaitu setiap murid/salik harus selalu menghadirkan hati kepada Allah SWT dalam segala keadaan, baik waktu sunyi maupun diwaktu ditempat orang banyak. Dalam tarekat naqsyabandiyah ada dua bentuk khalwat : 1). Berkhalwat lahir, yaitu orang yang melaksanakan suluk dengan mengasingkan diri di tempat yang sunyi dari masyarakat ramai. 2) Khalwat Bathin, yaitu hati sanubari  si murid atau salik senantiasa musyahadah, menyaksikan  rahasia- rahasia kebesaran Allah walaupu berada di tengah-tengah orang ramai.
  5. "Ya Dakrad", yaitu selalu berkekalan zikir kepada Allah SWT, baik zikir Ismus Zat (menyebut Allah, Alah), zikir nafi isbat ( menyebut la ilaha ilallah ), sampai yang disebut  dalam zikir itu hadir.
  6. "Baz Kasyat", yaitu orang berzikir nafi isbat setelah melepaskan nafasnya, kembali munajat kepada Allah dengan mengucapkan kalimat yang mulia, " Illahi Anta Maqsudi Warodika Mathlubi " artinya Wahai Tuhan Allah, Engkaulah yang aku maksud ( dalam perjalanan rohaniku ini ) dan keridlaan- Mulah yang aku tuntut". Sehingga terasa dalam kalbunya rahasia tauhid yang hakiki, dan semua mahluk ini lenyap dari pemandangannya.
  7. "Nakah Dasyat", yaitu setiap murid/salik harus memelihara hatinya dari kemasukan yang dapat menggoda dan mengganggunya, walaupun hanya sebentar. Karena godaan yang mengganggu itu adalah masalah yang besar, yang tidak boleh terjadi dalam ajaran dasar tarekat ini. Syekh Abu Bakar Al Kattani berkata," saya menjaga pintu hatiku selama 40 (empat puluh ) tahun, aku tiada membukakannya selain kepada Allah SWT, sehingga menjadilah hatiku tidak mengenal seseorangpun selain daripada Allah SWT". sebagian ulama tasawuf berkata,"  aku menjaga hatiku selama 10 malam, maka dengan itu hatiku menjaga aku selama 20 tahun."
  8.  "Bad Dasyat", yaitu tawajuh atau pemusatan perhatian sepenuhnya pada musyahadah, menyaksikan keindahan, kebesaran, dan kemuliaan Allah SWT terhadap Nur Zat Ahadiyah (cahaya yang Maha Esa) tanpa disertai  dengan kata-kata. Keadaan Bad Dasyat ini baru dapat dicapai oleh seorang murid/salik setelah dia mengalami fana dan baka sempurna.
Dan ditambah 3(tiga) ajaran dasar  yang berasal dari  Bahauddin  Naqsyabandi, yaitu :
  1. "Wuquf Zamani", yaitu kontrol yang dilakukan oleh seorang murid/salik tentang ingat atau tidaknya  ia kepada Allah SWT setiap dua tiga jam. Jika ternyata dia berada dalam keadaan ingat kepada Allah SWT pada waktu tersebut, ia harus bersyukur dan jika ternyata tidak, ia harus meminta ampun  kepada  Allah SWT dan kembali mengingat - Nya.
  2. "Wuquf Adadi", yaitu memelihara bilangan ganjil dalam menyelesaikan zikir nafi isbat, sehingga setiap zikir nafi isbat tidak diakhiri dengan bilangan genap. Bilangan ganjil itu dapat saja 3, 5, sampai dengan 21 dan seterusnya.
  3. "Wuquf Qalbi", yaitu sebagaimana yang dikatakan oleh Syekh Ubaidullah Al Ahrar," Keadaan hati seorang murid/salik yang selalu hadir  bersama Allah SWT". Pikiran yang ada terlebih dahulu dihilangkan dari segala perasaan, kemudian dikumpulkan  segenap tenaga  dan panca indra untuk melakukan tawajuh dengan mata hati yang hakiki, untuk menyelami makrifat Tuhanya, sehingga tidak ada peluang sedikitpun dalam hati yang ditujukan  kepada selain Allah SWT dan terlepas dari pengertian Zikir.
Dalam ber Tarekat harus mempunyai MURSYID, Apa itu MURSYID ?
"Man yahdillahu fahuwal muhtadi wa man yuhdhlil falan tajidalahu waliyam mursyida"

(Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka dialah yang mendapat petunjuk, dan barang siapa yang disesatkan-Nya maka sekali-kali kamu tidak akan dapat seorang pemimpin yang memberi petunjuk kepada-Nya)..QS. AL-Kahfi : 17.

Mursyid :
  • Seorang yang memimpin peramalan dalam tarekat, membina, dan membimbing muridnya bersipat lahiriyah dan rohaniyah dalam melaksanakan kewajiban yang ditetapkan oleh Syara' dan melaksanakan amal - amal sunnah untuk  untuk bertaqarrub mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mursyid adalah orang yang kuat jiwanya, memiliki segala keutamaan, dan mempunyai kemampuan makrifat.
  • Orang yang menunjuki, orang yang memimpin, orang yang mengasuh. Dalam hal ini yaitu menunjuki, memimpin, mengasuh serta mendidik seseorang/sekelompok orang kepada kebenaran dan kebajikan yang terkandung dalam ajaran Agama Allah.
  • Suatu istilah yang digunakan oleh kaum sufi  adalah seorang syeikh atau guru bagi kaum sufi (pengamal tarekat)
Rasulullah SAW dimasa hayatnya adalah sebagai seorang guru sekaligus pemimpin, pengasuh dan pendidik bagi pengikutnya. Setelah beliau wafat, tentunya tugas tersebut diteruskan pula oleh sahabatnya, thabi'in dan seterusnya, dan seterusnya. Para ulama di kalangan ahli tasawuf, Rasulullah SAW disebut sebagai " Imamul MURSYIDIN"

 Hujjatul Islam Al Iman Al Ghazali menyatakan dalam kitab " Al Jawahirul-Ghawali ", yang artinya sebagai berikut :
Sekarang kuterangkan pula padamu apa - apa yang perlu bagi orang yang hendak menempuh jalan (tarekat) yang haq. Maka ketahuilah bahwa patut benar bagi orang yang hendak menempuh jalan (thariqat) itu mempunyai penuntun dan pendidik(mursyid). Supaya dibuangnya segala akhlak yang tidak baik dengan kepandaiannya mendidik  dan ditanamnya budi pekerti yang utama. Dan makna mendidik itu sama dengan  pekerjaan peladang, membuang duri dan mencabut  rumput yang tumbuh diantara tanaman-tanaman, supaya tanaman-tanaman itu segar dan tumbuhnya subur .
Dan perlu juga bagi  orang yang hendak menempuh jalan (thariqat) itu seorang guru (mursyid) yang akan mengajarnya  dan menuntunnya  ke jalan Allah, karena Allah telah mengutus  seorang Rasul untuk menuntun hamba-Nya ke jalan yang lurus. Ketika Rasulullah SAW itu berpulang, ditempatnya ditinggalkanya ganti (khalifah) yang akan terus menuntun kepada Jalan Alllah itu'
Pada keterangan Imam Al Ghazali diatas dapat diambil  beberapa kesimpulan  bahwa : akhlak/budi pekerti, dengan kata lain tingkah laku penempuh  jalan Allah (thariqatullah) itu harus  berada dalam kondisi  " Akhlakul Karimah " akhlak mulia dan untuk itu kiranya ia membutuhkan  seorang penuntun.
Rasulullah SAW pernah bersabda :
Inama bu'itstu liutammima makarimal akhlaq ("Sesungguhnya aku diutus  untuk menyempurnakan akhlak yang mulia")
Akmalul mu'mina imanan ahsanuhum khuluqun ("Sebaik-baik orang mukmin adalah yang terbaik akhlaknya")

Sehubungan dengan mewujudkan akhlakul karimah tersebut pada diri seseorang/sekelompok orang, maka seorang guru (mursyid) itu mutlak harus seseorang yang masih hidup, agar ia dapat dicontoh teladani serta dapat memberikan tuntunan baik dengan perkataannya maupun dengan perbuatannya.
Justru karena mutlaknya seorang guru (mursyid) itu adalah seorang manusia yang masih hidup, Imam Al Ghazali mengatakan pula "....Ketika Rasulullah SAW itu berpulang, ditempatnya ditinggalkannya ganti/khalifah yang akan terus menuntun kepada jalan Allah(thariqatullah) itu".

Seorang MURYID harus mempunyai yang SILSILAH yang jelas yakni menyambung ikutannya sampai kepada Rasulullah SAW, dan justru karena dia mempunyai silsilah yang jelas tersebut maka fungsinya sama seperti Rasulullah SAW walaupun sudah berada pada posisi lapisan ke - 70 dari Rasulullah SAW. Seorang MURSYID itu berdiri/istiqomah di atas syariat.

Seorang sufi agung abad ke - 20, musyid tarekat Naqsyabandiyah Ayahanda Guru Prof. DR. H.Saidi Syekh Kadirun Yahya, MA, MSc. AL-Khalidi Naqsyabandiyah Q.S, menjelaskan dengan tuntas apa mengapa silsilah tersebut diperlukan sebagai berikut :
"Tanpa wasilah (nurun 'ala nurin) para Rasul tidak mungkin akan dapat berhubungan dengan Allah SWT. Wasilah ini, adalah wasilah yang sama yang telah dimiliki oleh Rasulullah. Harus dan wajib pula kita miliki agar penyampaiannya sama, seperti hubungan  Rasulullah SAW dengan Allah SWT. Karena wasilah ini, nurun 'ala nurin ini ditanam oleh Allah SWT dalam arwahul muqqaddasah Rasulullah SAW, maka tidak ada jalan lain bagi kita untuk  memiliki wasilah yang sama, selain menggabungkan arwah kita (dimana wasilah itu akan didudukkan Allah) dengan arwahul muqqaddasah Rasulullah SAW, malalui arwahul muqqaddasah para ahli silsilah, mulai dari arwahul muqqaddasah khulafaur rasyidin sampai kepada guru-guru kita, aulia-aulia Allah, ahli silsilah sebagai kekasih-kekasih Allah yang meneruskannya".
Seorang wali qutub pada zamanya, yakni Saidi Syekh Abdul Qadir Al Jailani Q.S mengatakan dalam kitabnya : " Alfathur Rabani Wal Faidhur Rahmani", yang artinya :
Dikalanganmu tidak ada lagi nabi yang masih hidup sehingga kamu dapat mengikutinya. Apabila kamu mengikuti orang-orang yang mengikuti Nabi Muhammad SAW(maksudnya berselisih) yang betul-betul dalam mengikutinya maka seolah-olah kamu sekalian telah mengikuti beliau. Apabila kamu melihat mareka maka seolah-olah kamu telah mengikuti Beliau."
 Jadi pertanyaan; Benarkah pernyataan/pendapat beliau sedemikian itu ?
Rasulullah SAW pernah bersabda "
Berbahagialah orang yang melihat aku dan beriman kepadaku, berbahagia juga orang (mukmin) yang melihat aku, berbahagia juga orang yang melihat orang yang melihat aku, mareka itulah sebaik-baiknya teman kembali.
Pada hadits lain ada dinyatakan sebagai berikut :
Muliakanlah ulama, sesungguhnya mareka adalah pewaris para nabi, barang siapa yang memuliakan mareka maka telah memuliakan Allah dan Rasul-Nya"(H.R. Al kitab Al Baghdadi dari Jabir RA)
Tarekat Naqsyabandiyah  menerima silsilah melalui ke rohanian Saidinah Abu Bakar Siddiq R.A, dimana atas diri beliau ini Rasulullah SAW pernah bersabda " Tidak ada melebihi Abu Bakar  dari kamu sekalian dengan karena banyak nya Sholat dan banyaknya puasa, tetapi (melebihi ia akan kamu) karena ada sesuatu (rahasia) yang tersimpan pada dadanya". Pada kesempatan yang lain Rasulullah SAW bersabda pula ;" Tidak ada sesuatupun yang dicurahkan  Allah ke dadaku, melainkan seluruhnya kutumpahkan pula ke dada Abu Bakar Siddiq".

Wassalam.
Untuk mengenal lebih lagi mengenai tarekat, saya memperkenalkan suatu lembaga tarekat dimana saya mengenalnya dan belajar mengenal tasawuf  nyaitu : TAREKAT NAQSYABANDIYAH PIMPINAN PROF. Dr. H. S. S. KADIRUN YAHYA.