Ia adalah gadis yang lembut, yang memiliki kegenitan dan suka bercanda. Diciptakan dari segala sesuatu yang baik. Sekira sang peminang mendengarnya, " Wahai kekasih, aku tidak berhasrat pada yang lain. Sungguh janganlah Engkau seperti orang - orang yang tergesa - gesa kepadaku. Tidak, tidaklah orang yang meminangku orang yang lalai, karena dalam pinangan, orang yang mempunyai sifat keutamaan mendapatkan yang ia pilih."
Baiklah, sekiranya ia mencabut pinangannya. Seseungguhnya Engkau menyungguhkan gelas hanya sekali. Dengan penutupan acara menjadi sempurna. Berakhirlah hajatnya, lalu ia tidak memperoleh yang diidamkannya. Yang meminangku hanya orang yang memohon terus menerus.Syair tersebut mampu memompa semangat orang - orang untuk merindukan surga. Sambil menangis haru mareka menringankan dirinya berjuang di jalan ALLAH. Tiba - tiba ada seorang wanita tua muncul dari sekumpulan wanita. Ia adalah Ummu Ibrahim al Bashriyyah, ia Abu Ubaid seraya berkata : " Wahai Abu Ubaid, tahukah Engkau tentang anakku Ibrahim ? Ia dipersunting para pembesar kota Bashrah untuk anak gadis mareka, dan aku tidak memperkenankannya untuk mareka. Sungguh demi Allah, gadis yang satu ini telah membuatku berdecak kagum, aku meridhainya sebagai pengantin anakku Ibrahim. Maka ulangilah apa yang Engkau tuturkan tentang sifat - sifatnya. Semoga ia merindukannya. Kemudia abu Ubaid bersyair :
Maka orang - orang bergetar, seraya mengumandangkan takbir. Ummu Ibrahim berdiri lalu berkata : "Wahai Abu Ubaid, sungguh demi Allah, Aku telah ridha dengan gadis tersebut sebagai istri bagi Ibrahim. Maukah Engkau menikahkannya dengan Ibrahim pada kesempatan ini ? Dan Engkau ambil dariku mas kawin untuknya sebesar sepuluh ribu Dinar. Semoga Allah menganugerahkan rizki keshayidan untuknya, sehingga ia menjadi pemberi syafaat bagiku dan ayahnya pada Hari Kiamat."Jika ia muncul di malam hari maka menyempurnakan rembulan malam. Engkau melihat keutamaannya begitu terang atas rembulan. Senyuman dari mulutnya begitu elok laksana mutiara yang tersimpan di dalam kulit kerang laut. Sekiranya alas kakinya berjalan diatas kerikil, sungguh bebatuan akan berbunga tanpa disirami. Jika Engkau menginginkan kalung yang dingin, ia akan simpulkan untukmu dahan pohon selasih yang berdaun hijau. Sekiranya ia meludah di lautan, sungguh penduduk bumi merasa enak meminum air lautnya. Allah enggan kecuali aku mati dalam keadaan merindu terhadap gadis yang menyihir dengan kejelian matanya, yang terkenal kecantikannya.
Maka Abdul Wahid berkata: " Jika Engkau melakukannya, demi Allah aku berharap kalian akan menang dengan kemenangan yang besar."
Lalu wanita tua itu berteriak : " Wahai Ibrahim, wahai Ibrahim,"
Kemudian seorang pemuda yang segar bugar meloncat dari kerumunan orang - orang. Ia berkata " Aku datang wahai Ibuku."
Ia berkata : " Wahai anakku, apakah Engkau ridha dengan gadis tersebut sebagai istri untuk mu. Dan sebagai mas kawinnya adalah Engkau mengorbankan jiwamu di jalan Allah ?"
Ibrahim menjawab : " Ya demi Allah, Wahai Ibuku.'
Maka wanita tua itu segera menuju rumahnya, kemudian datang kembali dengan membawa sepuluh ribu dinar. Ia meletakkannya di pangkuan Abdul Wahid, kemudian mengarahkan penglihatannya ke langit.
Ia berkata : " Ya Allah, sungguh akku bersaksi kepada MU, bahwa aku telah menikahkan anak laki - lakiku dengan gadis tersebut, dengan cara mengorbankan jiwanya di jalan- MU, maka terimalah ia dariku wahai Dzat Yang Paling Pemurah."
Kumudian ia melanjutkan : " Wahai Abu Ubaid, ini mas kawin untuk gadis tersebut dariku sebesar sepuluh ribu dinar. Mamfaatkanlah ia, dan berilah bekal para penjuang di jalan Allah." Lalu ia pergi membelikan anaknya seekor kuda yang bagus dan senjata yang baik. Ia mulai menghitung hari kepergian anaknya. Ia mengamatinya dalam setiap kesempatan , ia dengar setiap kata. Para Mujahidin menyiapkan bekal untuk keluar. Ketika tiba saatnya waktu berangkat, Ibrahim keluar berlari dan di sekitarnya para mujahidin saling berlomba. disekitar mareka para pembaca membacakan ayat :
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang - orang mukmin diri dan harta mareka dengan memberikan surga untuk mareka, mareka berperang pada jalan Allah......." (At - taubah : 111)
Ketika akan berpisah dengan anaknya, ia memberikan kain kafan kepadanya serta wewangian yang digunakan untuk orang mati. kemudian ia pandangi anaknya seakan ia hatinya yang keluar dari dadanya. Lalu ia berkata :
"Wahai anakku, jika akan menghadapi musuh pakailah kain kafan ini dan gunakan wewangian ini. Jangan sampai Allah melihatmu lalai di jalan - Nya."
Lalu ia peluk anaknya, Ia sembunyikan air matanya. Memberikan wangi-wangian, mengantarkannya dan menciumnya. Kemudian berkata : ' Pergilah wahai anakku. Allah tidak mengumpulkan antara aku dan Engkau kecuali di hadapan Nya pada Hari Kiamat.'
Maka pergilah Ibrahim sedang wanita tua itu terus memandanginya hingga bergabung dengan pasukan. Ketika mareka sampai ke daerah musuh, orang - orang merangsek maju untuk berperang, Ibrahim pun dengan cepat melaju ke depan.
Pertempuran dimulai, berbagai anak panah melesat. Para prajurit yang gagah berani berlomba dan bersaing. Adapun Ibrahim, ia muncul di tengah - tengah musuh dan menyergap mareka. Ia bertempur dengan gagah berani. Hingga ia berhasil membunuh tiga puluh lebih dari pasukan musuh.
Tatkala melihat hal itu, sekelompok dari mareka menyerbunya. Ada yang menusuk, memukul, menyerang, sedangkan ia terus melawan dan bertempur, sampai kekuatannya melemah dan akhirnya tersungkur dari kudanya. Lalu mareka membunuhnya, sedangkan kaum muslimin memperoleh kemenangan dan kaum kafir tertimpa kekalahan.
Kemudian pasukan kembali ke Bashrah. Ketika sampai Bashrah orang - orang menyambutnya. Baik laki - laki, orang tua, maupun anak - anak. Diantara mareka ada Ummu Ibrahim. Penglihatannya menyelidiki pasukan yang datang. Tatkala melihat Abdul Wahid ia berucap :
"Wahai Abu Ubaid, apakah Allah menerima persembahanku dan membahagiakannu ? ataukah mengembalikannya kepadaku dan memuliakanku?"
Ia menjawab :" Allah menerima persembahanmu dan aku berharap anakmu sekarang mendapatkan rizki beserta para syuhada."
Maka wanita tua itu berteriak : " Alhamdulillaahi, Dzat yang tidak menyia - yiakan kenyakinanku dan telah menerima persembahan dari ku."
Kemudian ia bergegas kembali menujurumahnya. Setelah berpisah dengan anaknya, kerinduannya membuncah. Ia mendatangi tempat tidur anaknya, lalu menciumi kasur dan memeluk pakaian anaknya sampai ia tertidur. Keesok harinya Ummu Ibrahim mendatangi Majlis Abu Ubaid, Ia berkata : " Keselamatan atas mu Abu Ubaid, ada kabar gembira, ada kabar gembira." Abu Ubaid berkata ;" Engakau masih bersukaa cita wahai Ummu Ibrahim, bagaimana kabrmu ?"
Ia berkata :" Semalam aku bermimpi melihat anakku Ibrahim berada di sebuah taman yang indah. Dibagian atasnya ada langit. Ia berada diatas ranjang dari mutiara. Di kepalanya terdapat mahkota yang bercahaya dan berkilauan. Ia berkata : " Wahai Ibuku, berbahagialah karena mas kawin telah diterima, pesta pernikahan telah digelar."
Ya..... mareka adalah orang - orang yang yakin bahwa tidak ada tempat sembunyi dari datangnya kematian. Maka mareka berusaha untuk menggapai kematian sebelum kematian merenggut mareka. Mareka menginginkan pertemuan dengan Allah, maka Allah pun menginginkan pertemuan dengan mareka. Mareka mengorbankan jiwanya dengan murah di jalan Allah Ta'ala.
(Sebelum Semuanya Terlambat, DR. Muhammad bin Abdurrahman Al Uraifi)
Semoga MATERI ini Ber MAMFAAT tapi singgah dulu dong walaupun bentar ke SELAYANG PANDANG